Bagai berderai nuraniku. Air mata ku deras tanpa di paksa, degup jantungku kencang perit, terasa sakit dan pedih di kalbuku..Suara takbir berkumandang mengegas dan mendatang sayu yang dalam. Menerobos setiap urat nadiku. Betapa sucinya kalimat itu, takbir dan tahmid, mendayu-dayu.
Terbayang pengorbanan suci tentang tingginya sebuah cinta...Cinta sang hamba pada Khalidnya. Sangat murni, bening dan ikhlas. Tiada bahasa serta butir ungkapan yang cukup sempurna untuk cinta mereka ini.
1-Tentang pengorbanan pertama di lakukan di muka bumi ini yang di lakukan putra nabi Adam as. Khabil dan Qabil.. Masing mau membuktikan cinta tapi di situ juga menampakkan antara 2 cinta yang tulus dan cinta yang ada kepentingan. Terokai dalam Al-Quran ( Surah Al-Ma'idah 5 : 27-30 )
Tapi dengan penuh tragis dan kepedihan, rupanya sangat mahal untuk pembuktian cinta perlu mengorbankan nyawa serta perlu tinta darah untuk mencoret sebuah surat yang penuh pengabdian..Maha suci Engkau ya Allah..Apa kah aku layak untuk Percintaan dan Kecintaan ini?
2-Kemudian nostalgia abadi pengorbanan seorang ayah yang bernama nabi Ibrahim as yang di perintah oleh Allah menyembelih satu-satunya anak kesayangan, nabi Ismail as. Sang anak yang lahir dari sulbi kekasih Allah itu juga bukan calang cintanya..Dalam resah sedih antara cinta Allah serta taat dan kasih fitrah seorrang ayah, anak yang mulia itu sanggup menyeka air mata ayahnya , lalu menyatakan kalimat akhir yang cukup tegar dan pasti seolah mengatakn "wahai ayahku, jika ini adalah perintah dari Allah yang mencipta segala isi alam ini serta mencipta ayah dan saya, maka ayah berhak menurut apa saja perintahNya, kerana kita semua adalah pemberianNya yang berhak bila2 masa Dia minta pulangkan semula." Aduh, alangkah putihnya hati sang anak. "Saat itu berderai jatuh titisan airmata suci IBRAHIM, Melihatkan keteguhan iman anaknya ISMAIL Dikala itulah bermulanya sejarah Agung erti sebuah PENGORBANAN. (kullu 'Am Wa Antum Bi Alfi Khoir)"
Di dunia ini wujud manusia yang merasakan imannya telah sempurna dengan melakukan ketaatan kepada Allah dalam perkara-perkara zahiriah , tapi di lubuk hatinya masih ada kecintaan kepada selain Allah. Maka ibadah korban sebenarnya mengajar kita mengikis kecintaan yang berkepentingan dan selain Allah itu..
Nabi Ibrahim telah membuktikannya. Cintanya kepada Ismail begitu mendalam. tetapi kecintaan kepada Allah mengatasi segalnya. Begitu jugak dengan putra nabi Adam as.
Allah berfirman yang bermaksud :
"Daging dan darah binatang korban itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah amal yang ikhlas yang berdasarkan taqwa daripada kamu."
( Surah Al-Hajj 22 : 37 )
Maka setiap insan yang melakukan ibadat korban hendaklah menilai diri, adakah ia benar-benar telah berjaya mengikis Cinta Dunia dan Takut Mati. Seperti cinta harta benda, gila puji, tu yang sukar di bendung bila gila puji..tak semudah yang di ungkap..kerana rasa tidak nampak hanya terkepung di lubuk hati, hanya Allah yang maha tahu..
Teruskan membaca jika kamu rasa apa yang ditulis memberi manfaat...