~ Sebuah catatan di Ramadhan kasih..
Kehidupan ini satu PERTARUHAN.... Kebahagiaan satu ANUGERAH.... Kasih Sayang satu KEISTIMEWAAN.... Cinta satu KEINDAHAN....
.
Apa hubungannya dansa dengan kanser?
Aku memiliki banyak sahabat pengidap kanser. Kami sering berkumpul, discuss, bernyanyi, serta berjogging ( bila badan sihat ) ataupun berdansa bersama.
Aku selalu terpesona dengan gerakan teman-teman saat mereka berdansa, karena aku tahu sebahagian dari mereka ada yang kehilangan penglihatannya yang sebelah karena kanser otak, hanya memiliki satu payudara, ada juga yang paru-parunya sudah dipotong sebelah, dsb. dsb. Tapi mereka tetap mahu berdansa dengan indah.... Teman-teman begitu hebat di mata saya. Walau serelung duka menghambat jiwa jiwa kami..
Apa yang sering kami discusskan, menjadikan aku mencuba mengaitkan banyak hal tentang kanser yang aku lewati dalam perjalanan hidupku dengan pelajaran tentang dansa. ( irama dan tarian ).
Lihat siapa pasangan anda,
dengarkan alunan musik dengan seksama,
ayunkan langkah kaki hati-hati agar tidak cedera.
Anda akan berdansa dengan indah.......
seindah bangau terbang di angkasa
Itu yang melekat dalam ingatanku tentang dansa.
Hidup dengan kanser.... boleh aku lewati bersama keluarga, dan permata hatiku ( my amazing partners ), sahabat-sahabat sejati yang sangat peduli dengan ku, sahabat seperjuangan ku yang hidup dengan “Lupus” ( kanser ) dan juga penyakit mematikan lainnya, serta teman-teman senasib semua yang bergabung di support group CISC, juga caregiver aku yang tidak dapat ku sebutkan satu per satu dengan kehidupan yang tetap indah. ( biar pun parah ).
Kami selalu belajar mengenali pasangan dansa kami yang bernama “kanser” dengan sikap hidup yang positif.
Tak terasa waktu telah berlalu. Hampir 2 tahun yang lalu aku mastektomi dan aku masih hidup hingga saat ini. Aku masih menyaksikan matahari terbit. Aku masih mampu menghirup udara segar di pagi hari. Terima kasih Tuhan.... Ketika saat itu doktor dengan perhitungan medic memberikan aku tempoh 3 minggu sampai 3 bulan, Engkau memiliki suratan takdir yang berbeda untuk saya wahai Tuhan..
Menjalani hidup sebagai pengidap kanser laksana berdansa. Aku belajar memahami secara detail pengetahuan tentang kanser yang melintas dengan sangat sopan (tetapi biadab ha-ha-ha.....) di sel-sel yang berkembang di tubuh aku. Aku persiapkan segala hal yang mungkin terjadi sebelum memasuki panggung untuk pementasan sebuah kehidupan yang indah, bahkan aku mulai menyiapkan untuk kehidupan yang jauh lebih indah setelahnya....Aku bersiap untuk bertemu sang kekasih agungku, dalam juzuk percintaan yang getir..
Aku harus menyiapkan diri sebagai pemain yang baik dan profesional agar apa yang aku jalani tetap indah. Aku harus peka dengan bisikan sekecil apapun yang terdengar oleh tubuhku, baik itu bisikan hati ataupun bisikan informasi dari luar diri ku dengan sebaik-baiknya. Aku mengasumsikan ini sebagai muzik yang mengiringi pementasan dansa ku saat berpasangan dengan kanser. Aku harus tahu apakah alunan muzik itu cepat, lambat, atau sangat cepat atau mungkin sangat lambat karena ini akan sangat berpengaruh terhadap ayunan langkah kaki ku di atas pentas.
Bagaimana jika muzik yang berputar seringkali berubah iramanya?
Ini sering aku alami. Tiba-tiba aku tak berdaya, mual, memulas, demam, dan sebagainya.... ha-ha-ha... tentunya sebagai pemain dansa yang berpasangan dengan “kanser” aku tahu bagaimana mengatasinya. Setidaknya aku telah mengingat dan menempel number-number penting yang dapat aku hubungi saat-saat emergency. Aku menyimpannya mulai dari dompet, handbeg, diary, hp, kamar mandi, ha-ha-ha lengkap tau, dimana saja,,.
Saat muzik yang mengalun iramanya “mual”, aku menyeduh teh chamomile/peppermint atau makan buah prune kering untuk menguranginya. Saat kegelisahan menyusup di relung hati ku, sajadah sudah terpasang dan siap untuk dipakai bersujud. Tak hanya itu, kursi meditasi pun setia berada di sudut rumah yang paling aku sukai. Begitu pun saat persendian dan tulang di tubuh terasa ngilu dan nyeri, aku akan berbaring dan melakukan relaksasi semaksima yang mungkin dapat aku lakukan.
Tak pernah aku lewatkan, menyertakan Dia yang menghidupkan dan mematikan saku dalam setiap langkah yang aku ambil, karena aku tidak mau cedera (lagi).....
Apapun itu Tuhan.... Aku bersyukur boleh berdansa dengan kanser dan tampil dalam panggung kehidupan ini. Life is beautiful....
Kehidupan ini satu PERTARUHAN.... Kebahagiaan satu ANUGERAH.... Kasih Sayang satu KEISTIMEWAAN.... Cinta satu KEINDAHAN....
.
( Diary seorang AKU ). Aku tuliskan bagai sebuah wasiat kerana aku tahu tiada jemari yang akan mencatit perjalanan hidupku sebagai pesakit ngeri melainkan Munkar dan Nangkir yang amat setia dan patuh..
Aku bukan seorang pemain dansa yang baik. Bahkan untuk dikatakan boleh berdansa pun sebenarnya aku termasuk kategori tidak bpleh berdansa ( kwang3 ). Tapi aku suka melihat orang berdansa. Kekadang jam 2pagi kamar ku disimbahi muzik, setelah itu aku mula memesrai air wudhuk, aku bercerita dengan Tuhanku tentang kebutuhanku akan Dia. Aku rebahkan dahi ku kejap di atas sejadah..Terasa tenang dan damai..Irama dansaku kian sayup terkadang aku terlelap di pangkuNya..
~( sebahagian terapi bagi pesakit kenser )~
Apa hubungannya dansa dengan kanser?
Aku memiliki banyak sahabat pengidap kanser. Kami sering berkumpul, discuss, bernyanyi, serta berjogging ( bila badan sihat ) ataupun berdansa bersama.
Aku selalu terpesona dengan gerakan teman-teman saat mereka berdansa, karena aku tahu sebahagian dari mereka ada yang kehilangan penglihatannya yang sebelah karena kanser otak, hanya memiliki satu payudara, ada juga yang paru-parunya sudah dipotong sebelah, dsb. dsb. Tapi mereka tetap mahu berdansa dengan indah.... Teman-teman begitu hebat di mata saya. Walau serelung duka menghambat jiwa jiwa kami..
Apa yang sering kami discusskan, menjadikan aku mencuba mengaitkan banyak hal tentang kanser yang aku lewati dalam perjalanan hidupku dengan pelajaran tentang dansa. ( irama dan tarian ).
Lihat siapa pasangan anda,
dengarkan alunan musik dengan seksama,
ayunkan langkah kaki hati-hati agar tidak cedera.
Anda akan berdansa dengan indah.......
seindah bangau terbang di angkasa
Itu yang melekat dalam ingatanku tentang dansa.
Hidup dengan kanser.... boleh aku lewati bersama keluarga, dan permata hatiku ( my amazing partners ), sahabat-sahabat sejati yang sangat peduli dengan ku, sahabat seperjuangan ku yang hidup dengan “Lupus” ( kanser ) dan juga penyakit mematikan lainnya, serta teman-teman senasib semua yang bergabung di support group CISC, juga caregiver aku yang tidak dapat ku sebutkan satu per satu dengan kehidupan yang tetap indah. ( biar pun parah ).
Kami selalu belajar mengenali pasangan dansa kami yang bernama “kanser” dengan sikap hidup yang positif.
Tak terasa waktu telah berlalu. Hampir 2 tahun yang lalu aku mastektomi dan aku masih hidup hingga saat ini. Aku masih menyaksikan matahari terbit. Aku masih mampu menghirup udara segar di pagi hari. Terima kasih Tuhan.... Ketika saat itu doktor dengan perhitungan medic memberikan aku tempoh 3 minggu sampai 3 bulan, Engkau memiliki suratan takdir yang berbeda untuk saya wahai Tuhan..
Menjalani hidup sebagai pengidap kanser laksana berdansa. Aku belajar memahami secara detail pengetahuan tentang kanser yang melintas dengan sangat sopan (tetapi biadab ha-ha-ha.....) di sel-sel yang berkembang di tubuh aku. Aku persiapkan segala hal yang mungkin terjadi sebelum memasuki panggung untuk pementasan sebuah kehidupan yang indah, bahkan aku mulai menyiapkan untuk kehidupan yang jauh lebih indah setelahnya....Aku bersiap untuk bertemu sang kekasih agungku, dalam juzuk percintaan yang getir..
Aku harus menyiapkan diri sebagai pemain yang baik dan profesional agar apa yang aku jalani tetap indah. Aku harus peka dengan bisikan sekecil apapun yang terdengar oleh tubuhku, baik itu bisikan hati ataupun bisikan informasi dari luar diri ku dengan sebaik-baiknya. Aku mengasumsikan ini sebagai muzik yang mengiringi pementasan dansa ku saat berpasangan dengan kanser. Aku harus tahu apakah alunan muzik itu cepat, lambat, atau sangat cepat atau mungkin sangat lambat karena ini akan sangat berpengaruh terhadap ayunan langkah kaki ku di atas pentas.
Bagaimana jika muzik yang berputar seringkali berubah iramanya?
Ini sering aku alami. Tiba-tiba aku tak berdaya, mual, memulas, demam, dan sebagainya.... ha-ha-ha... tentunya sebagai pemain dansa yang berpasangan dengan “kanser” aku tahu bagaimana mengatasinya. Setidaknya aku telah mengingat dan menempel number-number penting yang dapat aku hubungi saat-saat emergency. Aku menyimpannya mulai dari dompet, handbeg, diary, hp, kamar mandi, ha-ha-ha lengkap tau, dimana saja,,.
Saat muzik yang mengalun iramanya “mual”, aku menyeduh teh chamomile/peppermint atau makan buah prune kering untuk menguranginya. Saat kegelisahan menyusup di relung hati ku, sajadah sudah terpasang dan siap untuk dipakai bersujud. Tak hanya itu, kursi meditasi pun setia berada di sudut rumah yang paling aku sukai. Begitu pun saat persendian dan tulang di tubuh terasa ngilu dan nyeri, aku akan berbaring dan melakukan relaksasi semaksima yang mungkin dapat aku lakukan.
Tak pernah aku lewatkan, menyertakan Dia yang menghidupkan dan mematikan saku dalam setiap langkah yang aku ambil, karena aku tidak mau cedera (lagi).....
Apapun itu Tuhan.... Aku bersyukur boleh berdansa dengan kanser dan tampil dalam panggung kehidupan ini. Life is beautiful....
Teruskan membaca jika kamu rasa apa yang ditulis memberi manfaat...
Batin ini menjerit memohon ampunan Ilahi
ReplyDeleteAtas titik-titik noda dan busa-busa cinta dunia
Yang hanyut dalam derai derita jiwa
Ingin hati ini menghapus noda hitam dalam qalbu
Mengubahnya menjadi qalbu yang bening dan penuh cinta Ingin kita memiliki rasa rindu tak terperih akan cinta-Mu
Rindu yang menghanyutkan qalbu untuk selalu mengingat-Mu
Bilakah rindu ini berlabuh dalam pantai kasih-Mu
Sahabat mari kita menekan setiap syair kerinduan dawai hati
Semoga rindu kita pada Ilahi
semakin dalam dan tak terkalahkan dari rasa rindu terhadap makhluk-Mu...putri kita sentiasa bersyukur dgn penuh keredhhaan segala2nya dgn izin drNYA..