Hujan di celah dedaunan..
masih sentiasa di 'sini' |
Sejenak yang melelapkan. Lalu barisan
kenangan pahit menerbitkan kembali luka itu. Menciutkan hasrat tunas untuk
bersemi. Kelopak bunga masih jauh dari mekar, bahkan dalam ketakutannya layu
teranggas terik matahari.
Cukup sampai di sini. Adalah kita, tak ada —lagi.
Aku akan berdiri di jalanku. Mengundurkan diri sebagai tiang dan jembatan tanpa sebab, untukmu.
Dan seterusnya, tanpa izinmu aku akan berlari dan menari dalam gerimis pagi,
Cukup sampai di sini. Adalah kita, tak ada —lagi.
Aku akan berdiri di jalanku. Mengundurkan diri sebagai tiang dan jembatan tanpa sebab, untukmu.
Dan seterusnya, tanpa izinmu aku akan berlari dan menari dalam gerimis pagi,
Walaupun hujan dari mataku selalu
sirna, namun aku suka berjalan di atas rerumput ini, hijaunya jadi permaidani
yang di celahnya ku tanam benih-benih kenangan..
~Akulah wanita itu..yang selalu setia
tapi tak akn mudah menerima..
“Jika
memang benar kau telah mengorbankan segalanya untuk orang-orang yang kau
cintai, apakah itu kau rasa sudah CUKUP? Apakah itu erti dari sebuah kata
IKHLAS? Setauku, ikhlas itu tak berbatas, tak akan pernah cukup. Ikhlas itu—TAK
PERNAH CUKUP SAMPAI DISINI. Ia akan tetap mengalir dari hati-hati yang indah,
dari jiwa-jiwa yang tangguh, dari mereka-mereka yang tegar.”
~ARORA 2012~