MERATIP DOA..
Hari ini angin malas berhembus, daun-daun pun terpaku pada reranting rapuh. Kepada sungai yang menjadi muara esok hari ikan-ikan enggan bertepi, hanya berdiam diri pada sudut batu lapuk yang termakan waktu. Gerimis pun singgah pada mata sendu ibunda, bersama senyawa bening yang tak kunjung berlalu dari ragaku. Entah apa, mungkin serupa mentari purba yang bosan memberi hangat pada pagiku. Merapat sendu yang kian parah..Gundah di altar jiwa..
Namun, setiap helat udara kusimpan bersama segelas air putih yang masih tersisa di ujung meja, juga mawar putih yang tetap mewangi. Rumput hijau membawa sesisa embun yang hampir kering terhisap retakan tanah tandus. Hingga saat bendera mulai berkibar, mungkin berwarna gelap atau hanya setengah tiang.
Terkurung sepi
Meratip doa..
Teruskan membaca jika kamu rasa apa yang ditulis memberi manfaat...